Selasa, 29 Maret 2011

ujian praktek- penanggulangan sampah

Penanggulangan Sampah

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat.

Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000]. Selain Jakarta, jumlah sampah yang cukup besar terjadi di Medan dan Bandung. Kota metropolitan lebih banyak menghasilkan sampah dibandingkan dengan kota sedang atau kecil.

Jenis Sampah

Secara umum, jenis sampah dapat dibagi 2 yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sapah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami.

Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Oleh karena itu pengelolaan sampah yang terdesentralisisasi sangat membantu dalam meminimasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Pada prinsipnya pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengleolaan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sapah bersifat terpusat. Misanya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuag di Tempat Pembuangan Akhir di daerah Bantar Gebang Bekasi. Dapat dibayangkan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah basah dan sampah kering. Padahal, dengan mengelola sampah besar di tingkat lingkungan terkecil, seperti RT atau RW, dengan membuatnya menjadi kompos maka paling tidak volume sampah dapat diturunkan/dikurangi.

Alternatif Pengelolaan Sampah

Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.

Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.

Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.

Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.

Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.

Tangguang Jawab Produsen dalam Pengelolaan Sampah

Hambatan terbesar daur-ulang, bagaimanapun, adalah kebanyakan produk tidak dirancang untuk dapat didaur-ulang jika sudah tidak terpakai lagi. Hal ini karena selama ini para pengusaha hanya tidak mendapat insentif ekonomi yang menarik untuk melakukannya. Perluasan Tanggungjawab Produsen (Extended Producer Responsibility - EPR) adalah suatu pendekatan kebijakan yang meminta produsen menggunakan kembali produk-produk dan kemasannya. Kebijakan ini memberikan insentif kepada mereka untuk mendisain ulang produk mereka agar memungkinkan untuk didaur-ulang, tanpa material-material yang berbahaya dan beracun. Namun demikian EPR tidak selalu dapat dilaksanakan atau dipraktekkan, mungkin baru sesuai untuk kasus pelarangan terhadap material-material yang berbahaya dan beracun dan material serta produk yang bermasalah.

Di satu sisi, penerapan larangan penggunaan produk dan EPR untuk memaksa industri merancang ulang ulang, dan pemilahan di sumber, komposting, dan daur-ulang di sisi lain, merupakan sistem-sistem alternatif yang mampu menggantikan fungsi-fungsi landfill atau insinerator. Banyak komunitas yang telah mampu mengurangi 50% penggunaan landfill atau insinerator dan bahkan lebih, dan malah beberapa sudah mulai mengubah pandangan mereka untuk menerapkan “Zero Waste” atau “Bebas Sampah”.

Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)

Sampah atau limbah dari alat-alat pemeliharaan kesehatan merupakan suatu faktor penting dari sejumlah sampah yang dihasilkan, beberapa diantaranya mahal biaya penanganannya. Namun demikian tidak semua sampah medis berpotensi menular dan berbahaya. Sejumlah sampah yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas medis hampir serupa dengan sampah domestik atau sampah kota pada umumnya. Pemilahan sampah di sumber merupakan hal yang paling tepat dilakukan agar potensi penularan penyakit dan berbahaya dari sampah yang umum.

Sampah yang secara potensial menularkan penyakit memerlukan penanganan dan pembuangan, dan beberapa teknologi non-insinerator mampu mendisinfeksi sampah medis ini. Teknologi-teknologi ini biasanya lebih murah, secara teknis tidak rumit dan rendah pencemarannya bila dibandingkan dengan insinerator.

Banyak jenis sampah yang secara kimia berbahaya, termasuk obat-obatan, yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas kesehatan. Sampah-sampah tersebut tidak sesuai diinsinerasi. Beberapa, seperti merkuri, harus dihilangkan dengan cara merubah pembelian bahan-bahan; bahan lainnya dapat didaur-ulang; selebihnya harus dikumpulkan dengan hati-hati dan dikembalikan ke pabriknya. Studi kasus menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan secara luas di berbagai tempat, seperti di sebuah klinik bersalin kecil di India dan rumah sakit umum besar di Amerika.

Sampah hasil proses industri biasanya tidak terlalu banyak variasinya seperti sampah domestik atau medis, tetapi kebanyakan merupakan sampah yang berbahaya secara kimia.

Produksi Bersih dan Prinsip 4R

Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah:

Prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan Prinsip 4R yaitu:

* Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
* Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
* Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
* Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidka bisa didegradasi secara alami.

Minggu, 13 Februari 2011

Persib hancam hengkang ke LPI

Persib Bandung berharap Kongres Tahunan PSSI di Pan Pasific Nirwana Resort, Bali, pada 21-23 Januari, dapat memberikan hasil yang benar-benar memberikan keuntungan bagi klub dan kompetisi nasional. Jika Kongres Tahunan tidak memberikan hasil yang memuaskan, klub berjuluk Maung Bandung itu mengancam akan hengkang dari Liga Super Indonesia (ISL) untuk bergabung dengan Liga Primer Indonesia.
Sejauh ini sudah ada tiga klub yang hijrah ke LPI karena kecewa terhadap PSSI. Persebaya Surabaya juga memilih pindah ke LPI dengan mengganti namanya menjadi Persebaya 1927.
Kini Persib Bandung yang memiliki rencana untuk bergabung dengan LPI. "Mundurnya tiga klub saja telah mengganggu jalannnya kompetisi ISL. Apalagi jika ada lagi klub ISL yang mundur, ISL pasti akan bubar," kata Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, di sela-sela acara pembukaan Kongres Tahunan PSSI.
Umuh tidak menyebutkan klub yang kemungkinan akan mundur itu adalah Persib Bandung. Namun, Persib Bandung merupakan salah satu klub yang mengancam mundur dari ISL karena tidak puas dengan jalannya kompetisi. Klub asal Bandung itu selama kompetisi mengklaim sering dirugikan terutama oleh wasit.
Arema Indonesia, Bontang FC, dan Persela Lamongan kuat dikabarkan akan mengikuti langkah Persema Malang, Persibo Bojonegoro dan PSM Makassar yang sudah lebih dulu gabung LPI. Satu dari ketiga klub tersebut kemungkinan akan mengisi satu kuota lagi dari total 20 kuota klub peserta LPI.

Kemenangan dari sebuah keyakinan

  Persib Bandung mengalami atmosfir positif selepas menekuk Persijap Jepara 4-1, Minggu 13 Februari 2011 kemarin. Pelatih Daniel Roekito menganggap kemenangan itu bukti jika kemauan kuat bisa menghadirkan sesuatu yang positif buat tim dalam sebuah pertandingan.

Sejak awal Daniel selalu menyampaikan harapan sekaligus kritikan terhadap para pemainnya yang terkesan pemalas. Menurut Daniel, kemauan dan visi bermain untuk menang akan jadi salah satu kunci Maung Bandung lepas dari keterpurukan.

“Ini buah dari keyakinan dan kemauan, para pemain yang malam ini diturunkan menunjukkan mereka memiliki kemauan kuat untuk tim,” terang Daniel seusai pertandingan.

Daniel juga memuji gol pertama Persib yang dilesakkan Eka Ramdani pada menit 28 lewat sebuah tendangan lob. Namun, kata Daniel, dari semua yang turun bermain adalah Siswanto yang jadi inspirator kemenangan 4-1 Persib.

“Dia cepat dan selalu menyulitkan sisi kiri pertahanan Persijap,” puji Daniel.

Hal senada diungkapkan asisten pelatih, Robby Darwis yang menilai secara keseluruhan permainan Persib cukup hidup. Tidak lagi sekadar menguasai permainan tanpa hasil maksimal seperti ketika ditahan Arema 1-1, dipermalukan 0-3 oleh Persiwa, dan imbang 1-1 melawan Semen Padang.

“Mereka mau bergerak dan saling mengisi, ini yang kami harapkan bisa dilakukan pemain. Komunikasi juga berjalan cukup efektif,” tandas Robby.

Logo Persib Bandung

Sabtu, 12 Februari 2011

Safe Sali pemain baru Persib Bandung

Safee Sali,  Safee Sali bergabung dengan Persib Bandung. Safee Sali striker bolasepak Malaysia tampil mengesankan di Piala AFF 2010 lalu dengan mencetak lima gol dan merebut gelar sebagai pencetak gol terbanyak.

Safee Sali dijadwalkan mulai memperkuat Persib pada putaran kedua kompetisi LSI pada 7 Maret nanti. Selama ini Persib sudah memiliki empat pemain asing, yaitu penyerang Hilton Moreira (Brasil), Argentine Pablo Frances (Argentina), dan dua pemain Singapura yakni pemain tengah Shahril Ishak dan bek Baihakki Khaizan. Lalu siapa yang bakal hengkang dari Persib untuk diganti dengan Safee Sali?

daftar pemain dan pelatih Persib Bandung

32 Dadang Sudrajat Kiper 13 M. Agung Pribadi Gelandang
55 Cecep Supriyatna Kiper 16 Munadi Gelandang
81 Markus Haris Maulana Kiper 21 Jejen Gelandang
4 Wildansyah Bek 22 Siswanto Gelandang
5 Maman Abdulrahman Bek 24 Hariono Gelandang
6 Baihakki Khaizan Bek 26 Dias Angga Gelandang
12 Gilang Angga Bek 88 Eka Ramdani Gelandang
25 Isnan Ali Bek - Sharil Ishak Gelandang
30 Nova Arianto Bek 9 Airlangga Sutjipto Striker
87 Yudi Khoerudin Bek 10 Hilton Moreira Striker
7 Atep Gelandang 20 Pablo Frances Striker
10 Rendi Saputra Gelandang 99 Cristian Gonzales Striker
11 Rachmat Afandi Gelandang - Daniel Roekito Manajer/Pelatih

nama pemain yang akan dikontrak

nilah nama-nama pemain yang akan dikontrak

Kiper: Markus Haris Maulana, Cecep Supriatna

Belakang: Maman Abdurahman, Nova Arianto, Abdul Rahman, Isnan Ali, M Sobran, Yudi Khoerudin, Wildansyah.

Tengah: Eka Ramdani, Atep, Siswanto, Gilang Angga, Hariono, Munadi, Jejen Zaenal Abidin.

Depan: Cristian Gonzales, Pablo Frances, Airlangga Sucipto dan Rahmat Affandi.

sumber : tribun jabar online Selasa, 7 September 2010